Wednesday, May 27, 2015

Seganing – Air Terjun Mini dari Ujung Pulau Nusa Penida



Seganing adalah mat air yang terletak di Banjar Sebuluh Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida.  Sebuluh bisa ditempuh 1 jam dari pusat kota Nusa Penida (Sampalan). Dari Sampalan kita ikuti arah ke Toyapakeh kemudian naik kearah Sebunibus kemudian menuju arah Bunga Mekar. Karena kondisi jalan yang sempit dan banyak lubangnya maka kita harus extra hati-hati dalam berkendaraan apalagi ada beberapa tanjakan yang lumayan terjal. Setelah tiba diujung aspal di Banjar Sebuluh perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti jalan setapak yang hanya cukup dilalui sepeda motor. Medannya lumayan menantang dan banyak bebatuan kecil yang lepas jadi berkendaraan haruslah hati-hati bahkan dibeberapa spot kita terpaksa turun dan harus menuntun sepeda motor kita. Untuk mencapai bibir tebing kita membutuhkan waktu 15 menit dari ujung jalan beraspal. Petualangan dimulai disini.

Mata air Seganing terletak didasar tebing kurang lebih 300 meter dari bibir tebing dengan kemiringan hampir 90ยบ. Perjalanan 10 menit pertama belum kelihatan tantangan karena medannya masih gampang dan kecuraman belum kelihatan karena rimbunnya pepohonan. Setelah itu kita dihadapkan tebing tanpa pepohonan yang curam sekali. Untuk membuat pengunjung aman menuruni tebing, masyarakat setempat membuat pagar sepanjang tebing yang terbuat dari kayu lokal Nusa Penida yaitu kayu Kembang Kuning yang sangat kuat. Pagar ini dikenal dengan nama “Ancong”. Disamping itu dibuatkan juga pegangan dengan melubangi tebing sehingga kita bisa berpegangan.
 


Mendekati pertengahan tebing kita disuguhi pemandangan yang luar biasa, birunya laut dibawah kita membuat hati agak ciut apalagi ditambah deburan ombak yang terus meghantam tebing dibawah. Sungguh membuat ciut nyali karena kadang getarannya dapat kita rasakan. Setelah 30 menit perjalanan sampailah kita di mata Air Seganing. Tidak banyak kata yang siap untuk melukiskan gambaran alam. Ya, keindahan itu ada di sudut pulau, perlu perjuangan untuk bisa menapaki seutuhnya.
Dulunya air terjun in menjadi sumber air utama namun kini hanya menjadi lokasi memancing dan dalam beberapa kesempatan, warga lokal mendak tirtauntuk keperluan upacara atau ritual. Pemeliharaan jalur pun dilakukan secara swadaya oleh masyarakat maupun para pemancing yang sering menggunakan jalur ini. Airnya yang jernih dan segar begitu menggoda. Semuanya masih alami, jauh dari hiruk pikuk peradaban modern. Ibarat lukisan alam, selain menikmati air terjunnya, pengunjung juga bisa memanjakan diri dengan panorama indah gugusan karang dan atol-atol kecil di depannya berikut melepas pandangan ke luasnya hamparan laut tak bertepi. Selagi memandangi alam yang luar biasa ini pertanyaan konyol pun kembali membayangi, kenapa mata air ini tidak mucul di daratan? Apakah benar karena Kutukan Dalem Sawang seperti yang ada di didalam Lontar Babad Nusa?