Monday, March 24, 2008

Siswa Kelas XII SMAN 1 NUSA PENIDA TIRTA YATRA


Sudah menjadi sebuah tradisi bagi siswa kelas XII SMAN 1 Nusa Penida untuk mengadakan tirta yatra setiap Purnama Kedasa yang bertepatan dengan karya yang ada di Pura Batur dan Besakih. Tirta Yatra kali ini dilaksanakan dari tanggal 22-23 Maret 2008. Selain bersembahyang di beberapa pura besar di Bali, juga dilaksanakan jalan-jalan dibeberapa obyek wisata. Hari pertama dimulai dengan mengunjungi GWK kemudian dilanjutkan dengan bersembahyang ke Pura Uluwatu selanjutnya ke Pura Tanah Lot. Setelah Tanah Lot rencananya akan dilanjutkan dengan mengunjungi Kebun Raya Bedugul tetapi berhubung cuaca yang tidak mendukung akhirnya perjalanan dilanjutkan ke Tirta Empul sekaligu mandi. Habis itu baru meluncur ke Pura Batur dimana semua rombongan menginap/mekemit di Pura Batur. Sebagian anak-anak tidak bisa tidur karena mereka kedinginan (maklum Nusa Penida sangat panas). Besok paginya acara dilanjutkan dengan bersembahyang ke Pura Besakih terus dilanjutkan mengunjungi Taman Sukasada Ujung. Pada sore harinya mereka balik ke Nusa Penida.

Tuesday, March 11, 2008

GURU DAN BISNIS BUKU?

Peraturan menteri penididkan Nasional no 2 Tahun 2008 tentang buku menyatakan bahwa guru, komite sekolah, staf Dinas Pendidikan serta Koperasi yang ada disekolah tidak boleh berbisnis (menjual) buku kepada siswa di sekolah. Dalam peraturan itu juga disebutkan bahwa buku paket yang dipakai paling tidak digunakan 5 tahun.Secara teoritis permendiknas ini sangatlahh baik karena hal tersebut akan meringankan orang
tua siswa yang tidak harus membeli buku tiap tahun ajaran baru, cukup dengan meminjam dari kakak kelas mereka.Pelanggaran dari peraturan ini akan dikenakan sangsi mulai dari teguran, penurunan kepangkatan sampe dengan pemberhentian secara tidak hormat. Tetapi penerapan peraturan ini janganlah terlalu kaku, karena tidak semua penjualan buku dianggap suatu bisnis. Suatu sekolah yang jauh dari kota atau disebuah kepulauan terpencil, pengadaan buku yang biasanya diorganir oleh guru bidang studi bersangkutan bukanlah sebuah bisnis. Itu dilakukan untuk mempermudah siswa dalam mendapatkan buku paket. Biasanya siswa siswa akan membeli buku patungan 2-3 orang perbuku, setelah terkumpul semua barulah guru akan pergi ke kota (entah ke toko buku ataupun ke penerbit) untuk mencari buku. Siswa tidak dikenakan biaya transport cukup membayar sesuai dengan harga bandrol. Kalau sang guru dapat potongan sekian persen dari toko karena pembelian buku dalam jumlah banyak, saya kira itu wajar-wajar saja sepanjang tidak me-mark up harga buku (tidak seperti mereka…???).Kalau sekolah dituntut untuk menggunakan buku paling tidak 5 tahun, pemerintah juga jangan sering-sering mengganti kurikulum, tidak harus setiap menteri baru menghasilkan kurikulum baru. Ini sangat membingungkan kaum pendidik. Para guru baru saja memahami sedikit tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah menggantikan kurikulum sebelumnya dan kini mereka harus mempelajari kurikulum baru yaitu KTSP. Kenapa kurikulum perlu diganti? Tanya aja yang diatas……

Thursday, March 6, 2008

MAKNA HARI RAYA NYEPI

Hari raya Nyepi adalah adalah salah satu hari suci agama Hindu yang dirayakan setahun sekali. Hari Raya Nyepi dilakukan dalam rangka menyambut Tahun Baru Caka. Hari Raya Nyepi jatuh pada hari pertama Sasih Kedasa (Kalender Bali) atau sekitar bulan Maret dan April. Runtutan pelaksanaan Hari Raya Nyepi adalah:

1. Melis/Mekiis/Melasti
Ini biasanya dilakukan Panglong ke 13 atau 3 hari sebelum Nyepi. Tujuan dari upacara ini adalah memohon kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa/manisfestasi beliau yang besthana di laut sebagai sumber air untuk menyucikan alam beserta isinya. Semua Prelingga atau simbol Tuhan yang dalam bentuk patung diarak ke laut untuk disucikan.

2. Pecaruan atau Pengerupukan.
Upacara ini dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Upacara ini sering disebut dengan Tawur Kesanga karena upacara ini dilakukan pada Tilem Kesanga atau pada bulan mati bulan ke sembilan pada perhitungan kalender Bali/Sasih Bali. Upacara ini dilakukan di setiap rumah, Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Upacara ini dilakukan di depan pekarangan , perempatan jalan, alun-alun maupun lapangan. Tujuan upacara ini adalah mengusir atau menghilangkan pengaruh buruk Butha Kala atau roh-roh yang ada dibawah alam manusia. Jadi dapat juga dikatakan upacara Pecaruan atau Pengerupukan bertujuan mengharmoniskan kembali alam semesta beserta isinya sehingga bernuansa baru lagi. Sebelum diadakan upacara ini, biasanya anak-anak muda akan mengarak Ogoh-ogoh sebagai perlambang Bhuta Kala dengan berbagai bentuk kelilng desa yang bertujuan untuk menakuti para butha kala. Setelah selesai diarak kemudian dilaksanakan upacara Pecaruan/Pengerupukan kemudian Ogoh-ogoh ini dibakar.

3. Nyepi

Tujuan dari Hari Raya Nyepi ini adalah untuk menyepikan diri, melepaskan kepenatan dalam setahun dan banyak merenung dan mengendalikan diri. Dalam Hari Raya Nyepi, umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian, yaitu:
Amati Geni yaitu tidak menyalakan api secara lahir (tidak merokok, tidak menyalakan kompor, tidak menyalakan lampu, dll) dan secara batin dimaksudkan untuk mengekang dan mengendalikan diri dari hal-hal yang bersifat negatif seperti mematikan api amarah dan api asmara.
Amati Karya yaitu tidak bekerja secara lahir dan secara batin menghentikan kegiatan jasmani dengan merenung/mawas diri.
Amati Lelungan yaitu tidak bepergian karena semua orang melakukan Tapa Brata Penyepian dan seyogyanya kita tidak menganggu ketenangan orang lain.
Amati Lelanguan yaitu tidak mengadakan hiburan/rekreasi dan bersenang-senang.Semua umat Hindu harus merenung dan mawas diri

4. Ngembak Geni


Ini merupakan akhir dari pelaksanaan Catur Brata Penyepian yang dilanjutkan dengan pelaksanaan Dharma Santi serta saling mengunjungi antar umat untuk saling memaafkan sehingga umat bisa memulai tahun baru Caka dengan hal-hal baru yang positif. Biasanya umat juga memanfaatkan hari ini untuk mengunjungi tempat-tempat wisata sehingga hati menjadi gembira dengan pengharapan agar di tahun yang baru keadaan lebih mengembirakan.